Blog Archives

Dari Panci Turun ke Hati

Posting tentang Kastengel Tanpa Oven sudah cukup lama. Tapi, hingga kini, saya masih menerima aneka comment dari para pembaca. Ada yang sekedar bertanya, ada juga yang sudah ikut merasakan semangat ‘baking’nya 🙂

Ya, sampai saat ini memang panci kesayangan saya itu masih jadi senjata andalan saya untuk kegiatan ‘baking’. Awalnya cukup merinding lihat angka harga oven…eeh sekarang terlanjur cinta sama si panci.

Panci ini sudah menemani saya dalam eksplorasi aneka resep yang menggunakan oven. Dari panci yang sama, saya sudah bisa merasakan bagaimana rasanya berhasil bikin aneka kue kering (kaastengel, nastar, choco chips, sagu keju, biskuit), aneka roti, cupcakes, hingga cake dan bolu.

Memang karena terbatasnya ukuran panci, kegiatan memanggang pun terbatas pada ukuran loyang. Diameter panci saya 30cm, jadi loyang untuk memanggang yang bisa dipakai harus lebih kecil dari itu, atau dua loyang kotak kecil sekaligus (seperti loyang brownies). But for me, it’s not a big problem!

Tinggal berkreasi dengan ukuran loyang saja toh? Atau jika ada rejeki lebih, Anda bisa mencari panci dengan diameter lebih besar supaya bisa masuk loyang kotak standar (misal: 20cm atau 24cm). Itu hanya masalah pilihan saja :))

Panci ini sudah jadi sahabat sejati saya. Dia bisa menggantikan tugas memanggang yang biasa dilakukan oven dengan api bawah.

Dan saya pikir, masih banyak kreasi-kreasi lainnya yang bisa kita lakukan. Ingat, jangan sampai keterbatasan menjadi pembatas.

Happy baking, everyone!
Be creative and innovative!

Kaastengel Tanpa Oven

Wah..saya dan suami adalah penggila kaastengel. Kue kering ekstra keju yang gurih, renyah, dan aromanya mantap. Pokoknya tak terkalahkan… 🙂

Begitu cintanya dengan kaastengel, satu toples bisa ludes dalam sekali buka dan dalam hitungan menit saja. Kebayang kan? 🙂

Nah sudah sewajarnya ya, sebagai seorang istri saya kepingin bisa masak sendiri makanan kesukaan suami. Tapi khusus kaastengel ini, saya angkat tangan. Masalahnya bukan saya nggak punya resep atau nggak mau. Tapi masalah terberatnya adalah…..saya tidak punya oven! 🙂

Entah kenapa, saya sejak dulu sampai sekarang saya merasa belum sreg untuk beli oven. Kepinginnya yang oven gas tapi masalahnya ruang dapur sudah penuh dan bla bla bla. Itu lah sebabnya, kemudian saya lebih banyak mengolah menu masakan dengan dikukus, termasuk semua menu Dapur Lekker, toko online saya. Awalnya cuma mau memberdayakan apa yang ada, eh jadi keterusan, makin cinta dg kukusan 😉

Eh..balik lagi ke masalah kaastengel nih. Iya…saya tidak pernah bisa buatin kastengel favorit suami dan saya karena masalah oven ini.

Suatu saat, saya mendadak punya ide gila. Saya berniat akan buat sendiri kaastengel. Beli oven? Bukannnn…!

Pakai alat-alat yang sudah ada. Tetep doong 🙂

Mau tau apa yang saya pakai?
Ya… Panci kukusan! 🙂

Saya pilih salah satu panci kukusan yang saya punya, diameter 30cm, bahannya stainless steel, dan tidak terlalu tebal. Trus saya “curi” alas panci dari besi yang biasa dipakai untuk menyangga panci panas sebagai alas supaya loyang tidak bersentuhan langsung dengan alas panci. Dan tak lupa loyang bundar 22cm yang kebetulan satu-satunya loyang bundar saya yang juga paaas banget dengan si panci 🙂

image

image

Logikanya dalam proses pematangan di dalam oven yang diperlukan adalah panas dari seluruh ruangan oven. Dan hal itupun bisa terjadi dengan sebuah panci kukusan 🙂

So…perjuangan dimulai. Saya ambil satu resep kaastengel, saya mulai dengan separuh resep, dan saya modifikasi dengan jumlah kejunya yang ditambah (maklum penggila keju hihi). Dan karena khawatir lama matangnya, ukuran kastengel saya buat sedikit lebih kecil dari kaastengel biasanya.

Begitu adonan siap, saatnya waktu “memanggang”. Saya pakai api super kecil (hampir mati) untuk memanggang kaastengel saya ini. Begitu was-wasnya, mata saya tak lepas dari jarum jam agar tidak kebablasan.

10 menit…
20 menit…
30 menit…
40 menit…
Saya buka tutup pancinya. Kok belum matang juga?
Warnanya masih pucat banget.
Panik lah saya..

Di dalam resep tertulis waktu manggang adalah 50 menit dengan suhu 130 derajat Celcius.

Tunggu lagi 10 menit..
Aah.. Sudah mulai menguning. Saya pun tersenyum lega.
Yippiiiy.. 😀

Total waktu 55 menit untuk memanggang. Tapi untuk proses memanggang yang kedua, api kompor saya besarkan sedikiiiit saja dengan maksud “mencapai” panas yang bisa memanggang kaastengel dalam waktu 50 menit. And it works..!!

Karena ukuran loyang saya hanya 22cm, tau dong berapa hasilnya sekali memanggang?

Haha…But i do enjoy it!
Dalam waktu 6 jam, satu toples kaastengel sudah matang. Puas sekali melihat kue-kue cantik yang kuning kecokelatan dengan aroma yang luar biasa ini.

Dan kemudian tibalah saatnya mencicipi.

Saking deg-degannya, saya nggak berani cicipi lebih dulu. Begitu saya sodorin ke suami, saya lihat matanya berbinar dan kalimat pertamanya adalah..”Ih, cakep banget kaastengelnya!”

image

Begitu dicoba…wuih, mantap!! Rasa dan aroma kejunya dashyat, teksturnya renyah tapi lembut. Mungkin juga karena kadar kejunya yang saya tambah, mungkin juga karena saya pakai butter yang berkualitas, atau mungkin juga karena keju edam yang lebih banyak daripada keju cheddarnya.

Tapi kata suamiku, bukan itu semua yang bikin kaastengel ini enak. Yang bikin enak adalah karena kaastengel ini dimasak dengan cinta, dibuat dengan perjuangan, dibikin dengan pengorbanan, dan dibentuk dengan kesederhanaan.

Hmm…ternyata bisa juga ya bikin kastengel gak pakai oven. Bikin kue kering apa lagi yaaa? 🙂

“Cinta bisa menjadikan sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin.”

Astaga!! Hampir lupa nulis resepnya. Silakan yang mau coba resep kaastengel nya. Mau pakai oven beneran atau oven jadi-jadian juga boleh 😉

KAASTENGEL
Bahan:
100gr mentega
100gr margarin
1/2 sdt garam
1 kuning telur
1/2 sdt putih telur
150gr keju edam parut
300gr terigu protein rendah
2 kuning telur untuk olesan
50gr keju cheddar parut untuk taburan

Cara membuat:
1. Kocok mentega, margarin, dan garam selama 1 menit.
2. Masukkan kuning telur dan putih telur lalu kocok lagi sebentar hingga rata.
3. Masukkan keju edam parut, aduk rata dengan spatula. Tambahkan terigu lalu aduk lagi hingga rata.
4. Adonan siap dicetak atau dibentuk. Olesi dengan kuning telur lalu taburi keju cheddar parut.
5. Taruh tatakan besi di dasar panci. Tutup. Nyalakan api kecil selama 3 menit.
6. Panggang selama +/-50 menit. (Bagi yang pakai oven, suhu 130 derajat Celcius selama 50 menit).

Hasil: +/- 520gr

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti kontes Blogger Jagoan Masak Apps Masak Apa

Baca juga Dari Panci Turun ke Hati