Category Archives: Food
Yuk, Bikin Sendiri Apple Crumble Pie
Lagi liat-liat instagram, ada yg posting foto apple pie. Ugh…keliatannya enak banged. Mendadak jealous dan langsung kepingin bikin.
Apple Crumble Pie
Pie:
1 cup terigu
1/2 sdt garam
1/2 sdt gula pasir
1/2 cup butter
3 sdm air es
Isian:
3 bh apel, kupas, iris (saya pakai apel fuji)
1/3 cup gula pasir
1 sdm terigu
1 sdt kayu manis bubuk
2 sdm butter, lelehkan
Crumble:
1/2 cup terigu
1/4 cup gula pasir
1 sdt kayu manis bubuk
1/4 sdt garam
3 sdm butter
Cara membuat:
1. Kulit pie: campur semua bahan jadi satu. Ratakan dg bantuan garpu. Bulatkan, bungkus dg plastik lalu simpan dalam lemari es min. 1 jam.
2.Β Giling adonan pie dg ketebalan 3-4 mm. Letakkan dalam loyang tahan panas diameter 22cm atau persegi 20x20cm. Rapikan tepinya.
3. Aduk rata bahan isian. Taburkan sebagian di atas pie. Susun potongan apel. Tutup dg sisa bahan.
4. Crumble: blender semua bahan hingga berbutir. Taburkan di atas pie hingga tertutup.
5. Panggang 70 menit dalam oven 180Β°C.
6. Dinginkan sebentar lalu sajikan.
Catatan:
– Gak punya takaran cup? Untuk konversi cup ke gram, silakan buka link berikut http://allrecipes.com/howto/cup-to-gram-conversions/
– Rendam apel dalam air yang dicampur perasan lemon supaya tidak berubah jadi coklat (oksidasi)
– Oven harus dipanaskan dulu yaa sebelum pie masuk.
– Sebaiknya, tutup bagian atas pie dg alumunium foil pada 30 menit pertama supaya tidak terlalu kering dan hangus.
– Kalau tidak suka crumble, buat adonan pie 1/2 resep lagi sebagai penutup pie. Kalau demikian, panggang dulu kulit pie kosong selama 15 menit lalu lanjutkan dg pengisian dan pemanggangan lagi.
– Selain apel, buah-buah lain juga bisa kok…seperti strawberry, blueberry, cherry, nanas, pisang. Pokoknya sesuai selera yaa
Happy baking, everyone!
Dari Panci Turun ke Hati
Posting tentang Kastengel Tanpa Oven sudah cukup lama. Tapi, hingga kini, saya masih menerima aneka comment dari para pembaca. Ada yang sekedar bertanya, ada juga yang sudah ikut merasakan semangat ‘baking’nya π
Ya, sampai saat ini memang panci kesayangan saya itu masih jadi senjata andalan saya untuk kegiatan ‘baking’. Awalnya cukup merinding lihat angka harga oven…eeh sekarang terlanjur cinta sama si panci.
Panci ini sudah menemani saya dalam eksplorasi aneka resep yang menggunakan oven. Dari panci yang sama, saya sudah bisa merasakan bagaimana rasanya berhasil bikin aneka kue kering (kaastengel, nastar, choco chips, sagu keju, biskuit), aneka roti, cupcakes, hingga cake dan bolu.
Memang karena terbatasnya ukuran panci, kegiatan memanggang pun terbatas pada ukuran loyang. Diameter panci saya 30cm, jadi loyang untuk memanggang yang bisa dipakai harus lebih kecil dari itu, atau dua loyang kotak kecil sekaligus (seperti loyang brownies). But for me, it’s not a big problem!
Tinggal berkreasi dengan ukuran loyang saja toh? Atau jika ada rejeki lebih, Anda bisa mencari panci dengan diameter lebih besar supaya bisa masuk loyang kotak standar (misal: 20cm atau 24cm). Itu hanya masalah pilihan saja :))
Panci ini sudah jadi sahabat sejati saya. Dia bisa menggantikan tugas memanggang yang biasa dilakukan oven dengan api bawah.
Dan saya pikir, masih banyak kreasi-kreasi lainnya yang bisa kita lakukan. Ingat, jangan sampai keterbatasan menjadi pembatas.
Happy baking, everyone!
Be creative and innovative!
Kwetiau Siram Favoritku
Tiba-tiba inget..waktu SMA, dekat sekolah ada penjual kwetiau siram sapi. Penjualnya sudah cukup tua tapi masakannya nikmatnya selangit. Nah, kemarin iseng-iseng coba bikin kwetiau siram vegetarian. Jika mau pakai daging sapi, seafood, atau ayam, silakan aja π
KWETIAU SIRAM
Bahan:
1bks kwetiau, seduh dengan air hangat lalu tiriskan
1 siung bawang bombay, iris tipis
2 siung bawang putih, haluskan
5 bh cabai rawit merah, haluskan (atau sesuai selera)
2 batang wortel, potong bulat
1 ikat sawi, potong-potong
50gr jamur kuping, iris kasar
5bh jamur kancing, iris
2sdm saus tiram
1 sdt garam
1/2 sdt gula pasir
1/4 sdt lada putih
1/4 sdt kecap ikan
1 liter kaldu sayur (atau air biasa)
2 sdm tepung maizena larutkan dengan 4 sdm air
2 sdm minyak untuk menumis
Cara membuat:
1. Panaskan minyak, tumis bawang bombay dan bawang putih hingga harum. Tambahkan semua sayuran, aduk cepat.
2. Tuang kaldu sayur. Masukkan semua bumbu dan aduk rata. Tunggu hingga mendidih.
3. Kentalkan dengan larutan maizena. Angkat.
4. Penyajian: letakkan kwetiau di piring lalu siram dengan tumisan. Sajikan hangat.
Hasil: 4 porsi
Catatan:
* Kaldu sayur terbuat dari rebusan wortel, bawang putih, daun bawang lalu saring. Jika masakan ini menggunakan daging, gunakan kaldu sesuai rasa dagingnya…pasti mantap π
* Kwetiaw siram harus disantap dalam keadaan panas. Jika sudah mulai dingin, hangatkan lagi biar nikmat.
* Saya sengaja memasak sayuran dengan waktu singkat. Selain masih krius dan segar, vitaminnya pun tidak hilang.
Jumbo Burger
Untuk ulang tahun suami bulan lalu, saya tidak menyiapkan kue tart atau cake seperti biasanya. Bosen ya? Kepingin yang lain gitu… π
Akhirnya tercetus ide buat burger. Bukan burger biasa tapi jumbo burger.
Saya buat roti dengan loyang diameter 18cm, lengkap dengan taburan wijen putih di atasnya. Pokonya mirip banget deh dengan burger di restoran.
Untuk isian, saya buat beef burger selebar frying pan 18cm (haha!) sebanyak 2 buah. Pelengkapnya tak ketinggalan lettuce, tomat, mayones, saus tomat dan keju slice.
Ini dia hasilnya…
Karena ukurannya yang jumbo, untuk menyantapnya, kami harus memotongnya jadi empat bagian. Makan seperempat bagian aja sudah buat saya kekenyangan :))
Sukses dan puass :))
Sushi: Make it simple!
Sebetulnya saya pribadi kurang suka sama sushi, tapi suami cintaaa banget sama makanan yang satu ini. Maklum, suami termasuk pecinta makanan yang tingkat kematangannya medium atau cenderung rare. Sementara hidung saya over sensitif mencium aroma-aroma tertentu yang tidak lazim sebagai aroma makanan nikmat (baca: aroma mentah) hehe. Ribet yak?
Biar adil, saya ambil jalan tengahnya. Saya coba kreasikan menu makanan mirip sushi. Lho kok cuma mirip? Iya, karena bentuknya tetap sushi, isiannya kurang lebih sama kayak sushi, bedanya hanya semua bahannya matang. Tak ada yang mentah atau setengah matang.
Bahan sushi yang normal pasti nasi sushi atau nasi biasa asal pulen dan legit, lalu nori alias lembaran rumput laut, isian berupa daging plus sayuran. Dagingnya bisa berupa fillet ayam, ikan, udang atau daging sapi. Sementara sayurannya yang paling umum saya pakai adalah wortel, buncis dan paprika.
Nah, berhubung bahan daging sedang kosong di lemari es sementara lidah ini menagih sushi….akhirnya saya pakai sarden sebagai gantinya.
Ya, benar, sarden kalengan!
Saya pisahkan sarden dengan bumbunya, lalu dipotong sesuai ukuran besaran isian sushi. Urutannya sebagai berikut: nori, nasi, sarden diapit sayuran. Gulung.
Dan ternyata sushi sarden ini enaaakkk banget. Rasanya unik, gabungan antara gurihnya nori dan pedasnya potongan sarden. Kebetulan varian sarden yang saya pakai adalah sambal balado jadi pedasnya lumayan. Apalagi sushi ini disajikan bersama bumbu sardennya. Wah, tambah mantap!
Hehe…ternyata segala sesuatu bisa kok kalau ada niat. Malah kreativitas menjadikan sesuatu yang biasa jadi luar biasa.
Yuk, dicoba! π
Mari Membuat Roti…!
Roti sudah jadi salah satu menu sarapan yang paling umum. Selain praktis disiapkan, gampang juga dibawa, variasinya juga beragam jadi tak mudah bosan.
Di rumah, saya juga sering menyajikan roti untuk sarapan. Biasanya roti tawar yang diisi aneka isian. Tapi dasar saya, saya bosan aja dengan roti tawar yang begitu-begitu aja. Bongkar-bongkar tumpukan resep eh ketemu resep roti kasur dari majalah edisi th 1999 punya Almh. Ibu Mertua.
Langsung tancap gas! Yuk, mari…, π
Yang membuat banyak orang malas bikin roti itu adalah proses menguleninya yang lama dan butuh tenaga. Tapi saya nggak khawatir….kan ada mixer. Pakai kaki mixer yang spiral. Hasilnya sama aja koq kayak menguleni pakai tangan. Intinya adonan harus diuleni dg kecepatan tinggi sampai adonan kalis. Tandanya, serat-serat adonan terlihat saat “tertarik” oleh mixer kelihatan halus dan permukaan adonan juga terlihat licin dan mengkilap.
Setelah kalis, adonan harus didiamkan sebagai proses fermentasi yang pertama. Bisa ditutup dengan serbet lembab (basahi dg air matang lalu peras sampai lembab) atau pakai tutup biasa. Kenapa lembab? Karena ragi perlu kelembaban supaya bisa bekerja dengan sempurna.
Fermentasi pertama biasanya sekitar 60 menit. Tandanya adonan mengembang hampir dua kali lipat, seperti ini:
Atas:Β adonan selesai di-mixer dan sudah kalis
Bawah: setelah fermentasi selama 60 menit
Setelah fermentasi pertama, adonan perlu dibentuk kecil-kecil sebelum masuk fermentasi kedua. Supaya bentuknya seragam, bisa ditimbang. Rata-rata roti ukuran sedang adonannya 35-40gr. Saya pakai ukuran 40gr. Setelah itu, diamkan lagi selama 30 menit sebagai fermentasi kedua. Ingat ya, tetap dalam kedaan tertutup atau lembab.
Nah, setelah ini masuk deh ke tahap memberikan isi, membentuk dan menyusun di dalam loyang. Sebelumnya olesi loyang dengan margarin supaya roti mudah dikeluarkan saat matang.
Kali ini roti yang saya buat adalah Butter Sweet, Choco Chip Spikes dan Strawberry Filling.
BUTTER SWEET itu kegemaran keuarga saya. Isiannya margarin plus gula pasir. Supaya rasa gurih margarin dan rasa manis gula menyebar, roti dibentuk dengan digulung.
Kalau CHOCO CHIP SPIKE, rotinya dibuat bulat tanpa isi, nanti toppingnya dioles susu evaporated lalu dihias choco chip sehingga berbentuk spike-spike yang lucu.
Untuk STRAWBERRY FILLING, rotinya tetap bulat dan diisi selai strawberry aja π
Setelah disusun rapi di loyang, diamkan sebagai fermentasi ketiga selama 30 menit sampai mengembang sedikit. Sambil menunggu, oven bisa dipanaskan.
Panggang roti dalam suhu 180 derajat Celcius selama 30-35 menit. Lama memanggang bervariasi tergantung ukuran dan bentuk oven, juga besar kecilnya roti.
Selesai deh!
Roti-roti cantik, harum dan nikmat siap disantap. Selain higienis, roti buatan sendiri pastinya lebih sehat juga. Bonusnya, roti bisa disantap saat hangat. Nikmaaaaat banget π
Kapan lagi bisa makan roti yang benar-benar fresh from the oven? π
Catatan:
Berdasarkan pengalaman, roti buatan sendiri ini tetap empuk dan nikmat setelah dua hari. Tapi kalau belum habis setelah dua hari, roti bisa dimasukkan ke lemari es. Panaskan ulang dengan microwave atau dikukus sesaat. Kalau suka dingin, langsung dimakan juga enak.
Roti ini tahan sampai hari kelima. Soalnya murni nggak pakai pengawet. Biasanya nggak sampai hari ketiga sudah ludes :))
Nah, setelah baca panjang lebar nih saya kasih resepnya. Buruan bikin yaa….ditunggu share fotonya π
Salam roti :-*
RESEP DASAR ROTI
Bahan:
325gr terigu protein tinggi
125gr terigu protein sedang
125gr gula pasir
50gr susu bubuk plain
7,5gr garam
7,5gr ragi
100gr margarin
250ml air
Resep Cinta Meat Lover Pizza Untuk Si Dia
Suamiku sukaa banget makan pizza. Dulu kami adalah langganan salah satu gerai pizza ternama. Sampai-sampai delivery man-nya hapal dengan kami karena begitu seringnya delivery order π
Tapi sebagai istri, saya tentunya kepingin bisa memasak makanan kesukaan suami, termasuk si pizza yang satu ini. Nah, masalahnya adalah…lagi-lagi…saya masih belum punya oven haha!
Seperti di post blog ini sebelumnya, saya memang tidak tertarik untuk membeli oven. Saya lebih tertarik eksplorasi dengan tiga panci kukusan saya yang selama ini setia menemani.
Nah, balik lagi ke masalah pizza. Saya kemudian cari-cari resep pizza di internet…dan ketemu satu resep Meat Lover Pizza di Resep Kita. Semua bahan saya pakai lengkap dan persis seperti di resep. Cara pembuatannya pun saya ikuti dengan seksama. Perbedaannya adalah…saya pakai keju yang lebih banyak (aarrgh…forget the diet!) dan pizzanya dimatangkan dengan cara dikukus!
Iya, dikukus! Dan saat saya cicipi, benar saja, hasilnya sungguh di luar dugaan. Tekstur rotinya lebih lembut dan terasa moist sekali. Aroma campuran daging di toppingnya begitu kuat, mungkin karena pengaruh dikukus juga. Pokoknya bedaaa banget dengan rasa pizza yang dioven, yang selama ini kami makan.
Ketika pizza ini disodorkan ke suami, wajahnya terkejut tapi terlihat sangat excited. Apalagi ketika dia cicipi, dia tak henti-hentinya bilang hmmm….hmm… Keenakan! Duh, bahagia banget saya saat itu.
Sejak itu, saya sering buat pizza dengan variasi topping sesuai bahan di lemari es. Hampir tiap weekend kami isi dengan nonton DVD ditemani pizza kukus favorit kami.
Ternyata, memanfaatkan apa yang kita miliki dengan maksimal, bisa lho menyenangkan hati orang yg kita cintai π
Rollade Nori
Suatu hari, salah satu pelanggan Dapur Lekker minta dibuatkan menu vegetarian karena ybs sedang belajar menjadi vegetarian. Seperti yg kita sudah tahu, menu vegetarian yg paling sering ditemui adalah adalah tahu dan tempe. Tapi sekedar tahu tempe saja pastinya sudah terlalu sering dan mudah bosan. Akhirnya saya ketemu menu yg satu ini…Rollade Nori. Isinya tetap tahu, dilengkapi sayuran dan dibungkus nori. Praktis dan sehat. Coba yaaa… π
ROLLADE NORI
Bahan:
1 1/2 bh tahu putih
2 batang buncis, iris halus
20 gr wortel, parut
1 batang daun bawang, iris halus
20 gr jamur kuping, iris halus
3 siung bawang putih, haluskan
1 putih telur
1 sdt garam
1/2 sdt gula pasir
1/4 sdt merica
6 lembar nori
Cara membuat:
1. Campurkan semua bahan (kecuali nori) lalu aduk hingga rata.
2. Ambil satu lembar nori, isi dengan 2 sdm adonan tahu di seluruh bagian nori. Gulung perlahan.
3. Kukus selama 10 menit.
Hasil: 6 buah
Catatan:
* Hati-hati dalam menggulung nori karena mudah patah
* rollade nori bisa awet disimpan di freezer sampai 2 minggu (bungkus dg alumunium foil sebelum disimpan di freezer)
Fusilli Go Green
Siapa yang tidak suka pasta? Selain variasinya yang beragam, proses memasaknya pun bisa dibilang tak repot dab tak makan lama. Dipadukan dengan apa saja, bisa. Soal rasa? Sudah tentu nikmat π
Nah, entah kenapa pagi itu saya mendadak kepingin masak pasta.Tapi yang beda dari pasta-pasta yang biasa saya buat. Biasanya kalau tidak bolognaise, carbonara, atau marinara. Ngintip lemari es ternyata bahan yang dimiliki daging ayam dan bayam.
Hmm….akhirnya saya nekat buat resep pasta baru yang saya beri nama FUSILI GO GREEN π
Gak cuma gaya hidup aja yang go green, pasta juga lho! Karena saya pakai campuran jus bayam untuk “menghijaukan” fusilli. Untuk daging ayamnya, kali ini tidak digabung dengan pastanya, tapi digoreng terpisah dan disajikan sebagai pendamping pasta. Bayangkan nikmatnya perpaduan daging ayam, bayam dan juga keju. Hmm.. π *ngiler*
Proses memasaknya tidak terlalu sulit dan juga tidak butuh waktu lama. Sangat praktis dan mudah. Kalau mau variasi, bisa ganti jenis pasta atau jus sayuran sesuai selera, seperti brokoli, jamur, wortel. Begitu juga dagingnya bisa diubah dengan daging sapi atau seafood. Nih hasilnya buatan saya π
Begitu dicoba…hmm..nggak nyangka rasanya bisa seperti ini. Beda banget terasanya di lidah. Campuran bayam, bawang bombay, dan tomat membuat menu ini jadi terasa segar. Kebetulan memang tomat dimasukkan terakhir dan bawang bombay juga tidak terlalu lama dimasak jadi masih kres dan manis. Belum lagi rasa gurihnya dari keju dan daging ayam π Bagi yang penasaran, yuk boleh dicoba resepnya.
Selamat mencoba… π
FUSILLI GO GREEN
Bahan: 120gr dada ayam fillet, potong lebar menjadi 4 bagian
1sdm margarin
60gr fusili, rebus hingga al dente
30gr daun bayam, seduh dengan air panas, tiriskan lalu blender.
1sdm olive oil
1/4bh bawang bombay, iris memanjang
1 siung bawang putih, haluskan
1/2 bh tomat, keruk isinya lalu potong dadu
20gr keju cheddar, potong dadu
1/4sdt oregano
1/4sdt basil
1/4sdt garam
1/4sdt merica
2sdm olive oil untuk menumis
Cara membuat:
1. Panaskan margarin di atad frying pan hingga leleh. Masukkan dada ayam fillet. Masak dengan cara dibolak-balik hingga matang. Sisihkan.
2. Panaskan olive oil, tumis bawang bombay dan bawang putih hingga harum. Masukkan jus bayam, fusilli rebus, garam, merica, oregano, dan basil. Aduk rata.
3. Masukkan potongan tomat dan keju. Aduk cepat. Angkat.
4. Sajikan ayam goreng bersama fusilli. Tambahkan sedikit mayones. Siap disantap π
Hasil: 2 porsi
Dan resep ini memenangkan Lomba Resep Pasta bersama Filippo Berio di website Femina dan terbit di majalah Femina edisi 28 Februari 2013
Christmas Cheesy Beef Ball
Sejak jauh-jauh hari, saya sudah kepingin buat sesuatu yg spesial di Natal kali ini.
Kue kering berupa nastar, kaastengel, dan sagu keju sudah dikemas cantik di toples.
Chocolate Praline juga sudah siap di lemari es. Nah tinggal menu makan siangnya nih π
Akhirnya jatuh pada menu yang satu ini. Resep aslinya sih pakai daging sapi giling semua, tapi karena jatah daging gilingnya sudah dipakai untuk buat Spagetti Beef Bolognese untuk sarapan….ya akhirnya dicampur dengan daging ayam giling. Enak koq…malah lebih gurih dan kaya di mulut. Apalagi sausnya yang asam manis gurih berpadu dengan bombay yang garing…wuuih…terasa nikmat sekali. Tak perlu cocolan lagi, karena sudah kaya rasanya. Tambahkan kentang goreng dan sayuran rebus. Sehat dan komplet! π
Oh ya…di resep bola-bola dagingnya juga langsung dimasak bersama bumbu. Saya nyeleneh sendiri π Bola-bola dagingnya say rebus dulu lalu dimasak di frying pan tanpa minyak hingga sedikit kecokelatan. Wuih…justru tambah harum dan nikmat.
Yuk, dicoba π
Resep: CHRISTMAS CHEESY BEEF BALL
Bahan:
125gr daging sapi giling
125gr daging ayam giling
1sdt garam
1/2sdt pala bubuk
40gr keju cheddar parut
2sdm margarin
1L air untuk merebus
Saus:
2sdm minyak untuk menumis
1/4bh bawang bombay, potong kotak
1 siung bawang putih, haluskan
50gr saus tomat
1/4sdt merica
1 1/4sdt gula pasir
2sdm kecap inggris
100ml air
Pelengkap: kentang goreng dan sayuran rebus
Cara membuat:
1. Aduk rata bahan bola daging bulatkan sebesar kelereng. Sisihkan.
2. Didihkan air. Rebus bola daging hingga terapung. Angkat dan tiriskan.
3. Panaskan frying pan tanpa minyak dengan api kecil. Masukkan bola daging dan masak hingga kecokelatan dan harum sambil diaduk rata.
4. Saus: panaskan minyak, tumis bawang bombay dan bawang putih hingga harum. Kecilkan api.
5. Masukkan saus tomat, kecap inggris, merica, dan gula pasir. Aduk rata. Tambahkan air. Aduk kembali hingga rata dan mendidih.
6. Masukkan bola daging ke dalam saus. Aduk cepat. Angkat dan sajikan bersama pelengkap.
Hasil: 3 porsi
Tulisan ini dibuat untuk mengikuti konter Blogger Jagoan Masak Apps Masak Apa
Resep: Ayam Bakar Cabe Kering
Ayam bakar jadi pilihan menu yang paling pas saat saya sedang “malas” memasak dengan aneka bumbu yang banyak atau proses yang rumit. Tapi kali ini saya modifikasi dengan cabe kering. Hasilnya hmmm… :))
AYAM BAKAR CABE KERING
Bahan:
1 ekor ayam, dipotong 12 bagian
1 sdm ketumbar, disangrai, haluskan
4 siung bawang putih, haluskan
3 lembar daun salam
2 sdt garam
2 cm jahe, memarkan
1,5 L air untuk merebus
2 sdm margarin
10 sdm kecap manis
1 sdt merica
2 sdm cabe kering
Daun pisang untuk membakar
Cara Membuat:
1. Didihkan air bersama daun salam, bawang putih, ketumbar, garam dan jahe.
2. Masukkan ayam, tunggu hingga mendidih. Kecilkan api, masak hingga ayam empuk. Angkat lalu tiriskan.
3. Alasi frying pan dengan daun pisang. Letakkan margarin di atas daun pisang. Tambahkan kecap manis, merica, dan cabe kering. Aduk rata.
4. Letakkan potongan ayam, masak dengan api kecil sambil dibolak-balik hingga meresap. Angkat dan sajikan.
Hasil: 12 potong
Cerita Nasi Goreng
Suamiku sukaaa banget sama nasi goreng. Nasi goreng kesukaannya adalah nasi goreng ala abang-abang. Tau doong? Itu lho nasi goreng yg kering karena berasnya beras pera. Bahkan sejak pacaran sampai sekarang dia punya satu tukang nasi goreng favorit.
Si penjual namanya Bang Ali. Bang Ali buka warung nasi gorengnya di depan rumahnya di.Jl. Ayub, Ps. Minggu, Jakarta Selatan mulai jam 17:30 sampai jam 22:00.
Saking langganannya, Bang Ali sudah hapal banget dengan racikan nasi goreng pesanan suamiku, yaitu ekstra super duper pedas!! Saat memasak nasi goreng, Bang Ali mengambil bumbu halus (bawang dan cabai) pakai sendok makan. Kalau saya perhatikan satu porsi satu sendok makan bawang halus dan satu sendok makan cabai giling. Tapi khusus pesanan suami, Bang Ali mengambil cabai gilingnya pakai sendok alumuniunm yang dia pakai untuk menggoreng nasi . Kalau orang Jawa bilang sutil ya?
Biasanya beberapa orang yang antri langsung bersin-bersin ketika aroma cabai mulai menyerbak. Termasuk Bang Ali juga π
Dasar suami saya gila cabai, tetap aja dia merasa racikan nasi goreng Bang Ali kurang pedas. Apalagi di momen-momen harga cabai lagi tinggi. Maklum lha yaa…
Akhirnya iseng-iseng saya mau kasih surprise nasi goreng buatan saya. Saya berusaha semiriiiip mungkin dengan nasi goreng Bang Ali, nasinya kering, lengkap dengan suwiran ayam, telur, dan kerupuk. Hanya saja karena wajan yang saya punya ukurannya imut, jumlah nasinya gak bisa banyak-banyak. Susah ngaduknya hehe π
Dan…tarrraaa…
Nasi goreng pun jadi. Meski tidak se-perfect buatan Bang Ali karena wajan dia kan ektra besar dan apinya juga super panas. Hasil nasi goreng saya tak sekering biasanya. Tapi soal rasa??? Wuuuih…suami angkat jempol dua-duanya plus dapat cium di pipi \(^.^)/ yeeeaay…!!
Yang mau coba, boleh silakan. Jumlah cabainya disesuaikan aja ya….kalau saya dan suami kan setan cabai π
NASI GORENG ala ABANG-ABANG
Bahan:
2 piring nasi putih (buat kering dengan cara mengurangi jumlah air saat menanak)
1 telur ayam
2 buah bakso sapi, iris
1 ikat daun bawang, iris
2 sdt garam
1/2 sdt merica
2 sdm kecap manis
1 sdm margarin untuk menumis
Bumbu halus:
4 siung bawang merah
3 siung bawang putih
8 buah cabai merah keriting
37 buah cabai rawit merah
Bahan ayam goreng:
1 buah sayap ayam/paha ayam
1 sdt garam
1/4 sdt merica
Minyak untuk menggoreng
Cara membuat:
1. Lumuri ayam dengan garam dan merica. Diamkan 10 menit lalu goreng hingga matang. Dinginkan lalu suwir (kalau saya tulang muda dan tulang ayamnya juga ikut dipakai, jadi sensasi makan nasi gorengnya mantap hehe).
2. Panaskan margarin, tumis bumbu halus hingga harum masukkan telur, suwiran ayam, bakso dan daun bawang. Aduk rata.
3. Kecilkan api. Masukkan nasi putih, garam, merica, dan kecap manis. Aduk hingga rata. Cicipi dulu kalau terasa kurang asin atau kurang kecap, silakan bisa ditambahkan lagi.
4. Setelah rasanya pas, besarkan api lalu aduk nasi goreng dengan cepat hingga nasi matang merata dan mengering.
5. Angkat dan hidangkan dengan kerupuk dan acar (jika suka).
Hasil: 2 porsi
Maaf ya saking asyiknya makan nasi gorengnya sampai lupa untuk foto hehe *tutup muka*
Kerupuk nan Kriuk Kriuk
Saya lupa tepatnya kapan, di acara televisi swasta nasional ditayangkan sebuah acara investigasi tentang kecurangan-kecurangan penjual makanan. Waktu itu tentang kerupuk.
Miris sekali melihatnya, kerupuk yang sangat simpel begitu masih harus pakai bahan-bahan kimia berbahaya dengan alasan demi meraup rupiah lebih banyak. Merek tak peduli, konsumen yang makan akan bagaimana. Yang penting keuntungan tinggi masuk kantong.
Nah…masalahnya adalah saya dan suami penggila kerupuk. Makan apapun kalau tidak ada kriuk-kriuk nya rasanya kurang lengkap. Tapi setelah nonton acara itu, boro-boro makan kerupuk. Tiap kali lihat kerupuk dengan warna gonjreng ataupun putih terang atau bahkan yang kusam sekalipun, pikiran langsung ingat tontonan itu.
Wah…gak bisa begini nih!
Saya langsung punya angan-angan membuat kerupuk sendiri.
Berhubung di kulkas, hanya ada stok kepala udang, jadilah saya membuat kerupuk kaldu udang π
Ya, kerupuk saya tidak pakai daging udang tapi hanya pakai kaldu udang. Itung-itung percobaan π
Ternyata membuat kerupuk tak semudah yang saya bayangkan. Setelah semua bahan diuleni jadi satu, adonan saya masukkan ke dalam plastik untuk dibungkus lalu dikukus. Seingat saya mengukusnya sudah lama sekali, berjam-jam. Tapi begitu dibuka, bagian dalamnya masih mentah π¦
Akhirya dikukus ulang.
Setelah yakin matang, adonan didiamkan semalaman supaya memadat. Besoknya, baru diiris tipis dan dijemur. Berhubung pengirisnya adalah pisau manual yang biasa dipakai di dapur, hasilnya tentu yang secantik kerupuk biasa. Agak tebal sedikit dan bergelombang haha…
Tapi begitu selesai dijemur, saya cukup terkesima. Warnanya putih bersih alami. Natural sekali. Ternyata putih kerupuk yang selama ini saya temui itu tidak alami ya? π¦
Dan proses menggoreng pun dimulai. Wooow…kerupuk tebal saya pun mengembang dengan cantiknya. Senang sekali lihatnya! :))
Apalagi suami juga suka. Dia malah makan kerupuk itu sebagai cemilan. Hasilnya tidak sampai tiga hari sudah ludes dan dia minta dibuatkan lagi π
Oke…oke…nanti dibuatkan lagi. Saya juga kepingin coba buat kerupuk dengan daging udang asli. Tapi berhubung sudah masuk musim hujan, ya ditunda dulu. Sementara makan kerupuk di pasaran lagi…. Halaaah…! : +
Filosofi Popcorn
Kemarin sore, saya iseng membuat popcorn untuk teman nonton tv bareng suami. Kebetulan snack yang satu ini memang favorit kami berdua.
Tiap kali memasak popcorn, saya memang sengaja menggunakan panci beralas lapisan anti lengket dan bertutup kaca. Tujuannya supaya gak lengket dan mudah memantaunya jika semua biji jagung sudah mekar semua.
Nah, kemarin saya benar-benar menikmati proses pembuatan popcorn ini. Mulai dari memanaskan panci, melelehkan mentega, memasukkan jagung dan sampai jadi popcorn.
Khayalan saya pun melanglang buana.
Saya membayangkan panci itu adalah dunia yang kita tinggali saat ini. Biji-biji jagung itu adalah kita, umat manusia. Dan api kompor adalah proses kehidupan dengan segala perjuangan dan permasalahannya.
Coba lihat.. Tak pernah ada kejadian dimana semua biji jagung yang kita masukkan itu serempak meletus menjadi popcorn. Pastinya bertahap. Dan waktu masing-masing biji jagung berbeda-beda untuk menjadi popcorn. Itu semua sesuai dengan kepadatan isi bijinya dan kualitas bijinya.
Begitu juga di dunia ini. Jika popcorn yang cantik itu adalah kesuksesan, masing-masing orang waktunya berbeda-beda. Tuhan sudah membantu “memanaskan” diri kita dengan kesempatan, cobaan, dsb. Tujuannya hanya satu, agar kita bisa segera menjadi popcorn-popcorn cantik yang nikmat.
Tapi ingat, waktunya tidak semua sama. Ada yang begitu cepat, ada yang harus menunggu lama, ada juga yang sampai selesai proses pemasakan, belum juga menjadi popcorn. Masih saja berupa biji jagung.
Kalaupun semua biji jagung berhasil sempurna menjadi popcorn, apakah semua bentuknya sama? Apakah kita tahu kalau si biji jagung yang pertama kali meletus pastilah yang berbentuk paling cantik/unik dan berukuran besar? Apakah biji jagung yang terakhir meletus pastilah popcorn yang paling kecil atau bantat?
Belum tentu kan..?
Kita tidak pernah bisa tahu kapan pencapaian sukses bagi kita sendiri. Dan masing-masing pun memiliki pengertian sendiri-sendiri tentang arti kata sukses dan pencapaiannya.
Namun, yang pasti adalah. Jika kita tidak membiarkan diri kita “dipanaskan” oleh Sang Empunya, kita tak akan jadi popcorn cantik yang enak yang bisa menggoyang lidah orang lain.
Kadang kita merasa “api” dari Tuhan terlalu panas. Kita tidak tahan. Tapi jangan lupa, semua tergantung bagaimana “isi” diri kita sendiri. Bukan apinya yang terlalu besar. Tapi mungkin Tuhan memang memerlukan “api” yang sedikit lebih besar untuk membuatmu lebih cepat “matang”. Dengan demikian kamu bisa cepat “meletus” tanpa menjadi “hangus”.
Dan satu hal lagi, kita tidak perlu repot-repot untuk iri dengan keberhasilan orang lain. Orang yang terlihat paling cepat sukses bukan berarti dia lah yang terhebat. Kita yang masih berjuang, bukan juga berarti tidak berarti/berkualitas. Semua ada masanya. Semua ada jalannya. Tinggal kita sendiri, mau menikmati prosesnya yang mungkin cukup lama atau menganggapnya sebagai semua masa tahanan yang lama sekali.
Just do the best…and God will do the rest π
Sekarang mari kita nikmati popcorn nya… π
Kue Putu yang Sesuatu…
Saya tiba-tiba ingat masa kecil, saat-saat di mana kami sekeluarga seringkali menunggu bapak penjual kue putu di malam hari.
Tuuuuuutttt….
Begitu suara khas identitas si penjual kue putu terdengar jelas. Sontak saya berlari ke luar rumah memanggil pak penjual kue putu.
Bagi saya waktu itu, proses memasak kue putu ini adalah sebuah atraksi luar biasa. Dengan sigap si bapak tua langganan kami ini memasukkan adonan kue putu, ke dalam potongan bambu lalu disusul gula merah, lalu adonan kue putu lagi. Bambu-bambu itu kemudian diletakkan persis di atas lubang sumber uap yang sekaligus sumber bunyi khas tadi.
Dalam beberapa menit, kue matang. Semua berlangsung cepat dan menakjubkan di mata saya. Si bapak sangat cekatan dan dalam sekejap pesanan kue putu kami pun siap. Wah menyenangkan sekali. Apalagi sehabis itu, langsung menyantap kue putu yang manis dan gurih hangat-hangat bersama keluarga. Wuih pengalaman yang tak bisa saya lupakan sampai sekarang π
Dan gawatnya adalah saya mendadak kepengennnn makan kue putu. Sudah sejak seminggu lalu sih. Dan mencari penju kue putu yang seperti waktu saya kecil, rasanya sudah jarang. Apalagi di Jakarta ini : +
Dua hari lalu, tiba-tiba suami pulang sambil bawa kue putu yang ia beli. Wah saya senang sekali. Rasanya enak sih…tapi gak seperti yang saya makan di waktu kecil dulu. Kue putu kali ini warnanya putih, adonannya lebih lembek, dan gula merahnya lebih sedikit.
Akhirnya, pagi ini saya nekat buat kue putu sendiri. Karena gak punya cetakan bambu, saya pakai cetakan muffin kecil sebagai gantinya. Sempat khawatir juga sih, apakah nanti sulit mengeluarkannya dari cetakan.
Tapi ah…kita gak pernah tahu kalau gak dicoba, bukan begitu?
Ternyata membuat adonan kue putu gampang-gampang susah. Setelah tepung berasnya diseduh dengan air panas, adonan itu harus disaring lagi agar sedikit berbutir. Saya sempat panik karena setelah jumlah air sesuai resep dituangkan, tektur adonan tampak masih belum menyatu, kasar, dan kering. Akhirnya saya tambahkan lagis sedikit air.
Perjuangannya terasa disaat menyaring. Perlu kesabaran dan kekuatan otot lengan π Namun jika dibandingkan dengan hasilnya amat sangat tidak mengecewakan.
Setelah dikukus selama +/- 15 menit, kue putu saya pun jadi. Ternyata mengeluarkannya dari cetakkan muffin tidak terlalu sulit. Rasanya gak sabar mau langsung melahap kue-kue putu yang masih mengepul ini π
Dan begitu dicoba…hmm.. Tekstur kue putu ini sedikit berbutir, rasanya gurih, gula merah yang meleleh manis dan kelapa parut yang gurih hangat Sempurna! Kalau dinilai bisa A+ deh π
Ini resepnya…silakan kalau mau dicoba π
KUE PUTU
Bahan:
180ml air
1/8 sdt pasta pandan (kalau kue putu putih, tidak perlu pakai ini)
150gr tepung beras
1sdt garam
Minyak goreng untuk olesan
Isian:
75 gr gula merah, iris halus
Taburan:
100gr kelapa parut, dikukus selama 5 menit bersama 1/4sdt garam
Cara Membuat:
1. Didihkan air, campur dengan pasta pandan. Aduk rata.
2. Aduk rata tepung beras dan garam dalam sebuah mangkuk. Tuang air panas sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga berbutir.
3. Dengan menggunakan saringan yang berlubang agak besar, saring adonan hingga berbutir halus.
4. Ambil sebuah cetakan muffin kecil, oles dengan minyak goreng. Masukkan adonan setinggi sepertiga cetakan. Isi dengan gula merah secukupnya. Tutup dengan adonan lagi hingga penuh. Lakukan hingga adonan habis.
5. Kukus dengan api besar selama 15 menit.
6. Angkat, segera keluarkan dari cetakan. Hidangkan dengan kelapa parut.
Hasil: 10 buah
Tulisan ini dibuat untuk mengikuti kontes Blogger Jagoan Masak Apps Masak Apa
Super Duper Prawn
Saya dan suami dapat kiriman udang segar dari Sorong, Papua. Kebetulan ada saudara jauh yang bekerja di sana.
Woow ternyata udangnya bukan sembarang udang. Extra besar!
Saking bingungnyaΒ karena belum pernah mengolah udang sebesar itu, saya ambil jurus aman. Saya pilih resep yang minim bumbu: Udang Rebus π
Secara…udang kan sudah memiliki cita rasa yang kaya (hihi alasan aja..)
Akhirnya uji coba udang yang pertama hanya bermodal bawang putih, daun salam, dan sedikit garam. Disajikan dengan nasi hangat, sayuran rebus dan saus sambal. Waah…luar biasa!
Kaastengel Tanpa Oven
Wah..saya dan suami adalah penggila kaastengel. Kue kering ekstra keju yang gurih, renyah, dan aromanya mantap. Pokoknya tak terkalahkan… π
Begitu cintanya dengan kaastengel, satu toples bisa ludes dalam sekali buka dan dalam hitungan menit saja. Kebayang kan? π
Nah sudah sewajarnya ya, sebagai seorang istri saya kepingin bisa masak sendiri makanan kesukaan suami. Tapi khusus kaastengel ini, saya angkat tangan. Masalahnya bukan saya nggak punya resep atau nggak mau. Tapi masalah terberatnya adalah…..saya tidak punya oven! π
Entah kenapa, saya sejak dulu sampai sekarang saya merasa belum sreg untuk beli oven. Kepinginnya yang oven gas tapi masalahnya ruang dapur sudah penuh dan bla bla bla. Itu lah sebabnya, kemudian saya lebih banyak mengolah menu masakan dengan dikukus, termasuk semua menu Dapur Lekker, toko online saya. Awalnya cuma mau memberdayakan apa yang ada, eh jadi keterusan, makin cinta dg kukusan π
Eh..balik lagi ke masalah kaastengel nih. Iya…saya tidak pernah bisa buatin kastengel favorit suami dan saya karena masalah oven ini.
Suatu saat, saya mendadak punya ide gila. Saya berniat akan buat sendiri kaastengel. Beli oven? Bukannnn…!
Pakai alat-alat yang sudah ada. Tetep doong π
Mau tau apa yang saya pakai?
Ya… Panci kukusan! π
Saya pilih salah satu panci kukusan yang saya punya, diameter 30cm, bahannya stainless steel, dan tidak terlalu tebal. Trus saya “curi” alas panci dari besi yang biasa dipakai untuk menyangga panci panas sebagai alas supaya loyang tidak bersentuhan langsung dengan alas panci. Dan tak lupa loyang bundar 22cm yang kebetulan satu-satunya loyang bundar saya yang juga paaas banget dengan si panci π
Logikanya dalam proses pematangan di dalam oven yang diperlukan adalah panas dari seluruh ruangan oven. Dan hal itupun bisa terjadi dengan sebuah panci kukusan π
So…perjuangan dimulai. Saya ambil satu resep kaastengel, saya mulai dengan separuh resep, dan saya modifikasi dengan jumlah kejunya yang ditambah (maklum penggila keju hihi). Dan karena khawatir lama matangnya, ukuran kastengel saya buat sedikit lebih kecil dari kaastengel biasanya.
Begitu adonan siap, saatnya waktu “memanggang”. Saya pakai api super kecil (hampir mati) untuk memanggang kaastengel saya ini. Begitu was-wasnya, mata saya tak lepas dari jarum jam agar tidak kebablasan.
10 menit…
20 menit…
30 menit…
40 menit…
Saya buka tutup pancinya. Kok belum matang juga?
Warnanya masih pucat banget.
Panik lah saya..
Di dalam resep tertulis waktu manggang adalah 50 menit dengan suhu 130 derajat Celcius.
Tunggu lagi 10 menit..
Aah.. Sudah mulai menguning. Saya pun tersenyum lega.
Yippiiiy.. π
Total waktu 55 menit untuk memanggang. Tapi untuk proses memanggang yang kedua, api kompor saya besarkan sedikiiiit saja dengan maksud “mencapai” panas yang bisa memanggang kaastengel dalam waktu 50 menit. And it works..!!
Karena ukuran loyang saya hanya 22cm, tau dong berapa hasilnya sekali memanggang?
Haha…But i do enjoy it!
Dalam waktu 6 jam, satu toples kaastengel sudah matang. Puas sekali melihat kue-kue cantik yang kuning kecokelatan dengan aroma yang luar biasa ini.
Dan kemudian tibalah saatnya mencicipi.
Saking deg-degannya, saya nggak berani cicipi lebih dulu. Begitu saya sodorin ke suami, saya lihat matanya berbinar dan kalimat pertamanya adalah..”Ih, cakep banget kaastengelnya!”
Begitu dicoba…wuih, mantap!! Rasa dan aroma kejunya dashyat, teksturnya renyah tapi lembut. Mungkin juga karena kadar kejunya yang saya tambah, mungkin juga karena saya pakai butter yang berkualitas, atau mungkin juga karena keju edam yang lebih banyak daripada keju cheddarnya.
Tapi kata suamiku, bukan itu semua yang bikin kaastengel ini enak. Yang bikin enak adalah karena kaastengel ini dimasak dengan cinta, dibuat dengan perjuangan, dibikin dengan pengorbanan, dan dibentuk dengan kesederhanaan.
Hmm…ternyata bisa juga ya bikin kastengel gak pakai oven. Bikin kue kering apa lagi yaaa? π
“Cinta bisa menjadikan sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin.”
Astaga!! Hampir lupa nulis resepnya. Silakan yang mau coba resep kaastengel nya. Mau pakai oven beneran atau oven jadi-jadian juga boleh π
KAASTENGEL
Bahan:
100gr mentega
100gr margarin
1/2 sdt garam
1 kuning telur
1/2 sdt putih telur
150gr keju edam parut
300gr terigu protein rendah
2 kuning telur untuk olesan
50gr keju cheddar parut untuk taburan
Cara membuat:
1. Kocok mentega, margarin, dan garam selama 1 menit.
2. Masukkan kuning telur dan putih telur lalu kocok lagi sebentar hingga rata.
3. Masukkan keju edam parut, aduk rata dengan spatula. Tambahkan terigu lalu aduk lagi hingga rata.
4. Adonan siap dicetak atau dibentuk. Olesi dengan kuning telur lalu taburi keju cheddar parut.
5. Taruh tatakan besi di dasar panci. Tutup. Nyalakan api kecil selama 3 menit.
6. Panggang selama +/-50 menit. (Bagi yang pakai oven, suhu 130 derajat Celcius selama 50 menit).
Hasil: +/- 520gr
Tulisan ini dibuat untuk mengikuti kontes Blogger Jagoan Masak Apps Masak Apa
Baca juga Dari Panci Turun ke Hati
Mie Instant Addicted
Saya tuh tergila-gila dg mie instant. Hmm…mungkin karena pernah jadi anak kost selama 8th ya :p
Sudah jadi rahasia umum kan ya, kalau mie instant ini sudah jadi menu andalan anak kost haha!
Tapi memang mie instant ini praktis kok. Tinggal rebus, cemplungin bahan tambahan, aduk sampai matang. Jadi deh!
Saya paling senang eksplorasi aneka rasa dan aneka merk mie instant. Meski pada akhirnya ujung-ujungnya tetap aja balik lagi ke rasa yang lama.
Saya juga paling suka eksplorasi dalam memasaknya. Bahan campurannya bukan cuma telor atau bakso, tapi juga tauge, kol, kangkung, sosis, bahkan pangsit. Saya juga sering berkreasi dg jenis mie. Mie rebus biasa, saya pakai separuh bumbunya lalu ditambah kecap, dan disulap jadi mie goreng beda rasa.
Yaa itu lah masa-masa saya tergila-gila dengan mie instant. Sampai suatu saat beredar cerita tentang bahaya lilin mie instant, bahaya MSG, pengawet dsb.
Agak shock juga dengernya (lebay…)
Saking penasarannya apakah ini berita aktual atau sekedar hoax, saya pun browsing ke sana kemari, cari-cari referensi, dsb.
Banyak informasi yang saya temukan, seperti:
1. Ada yg bilang air rebusan yg harus dibuang.
2. Ada yg bilang mie pakai lilin yang membuat mie jadi licin.
3. Ada yang bilang, justru air rebusan tidak dibuang karena mengandung betacaroten dan vitamin.
4. Ada yg bilang mie dipanaskan dh suhu tinggi sehingga kadar airnya hilang jadi sama sekali tidak pakai lilin.
5. Ada yg bilang jangan masak bumbu jadi satu dengan mie karena menyebabkan kanker.
Wah banyak sekali informasi yg saya peroleh. Tapi mana yg benar? Mana yg bisa dipercaya?
Well…saya memilih menganggap semuanya informasi yg patut diketahui. Tidak perlu ditakuti.
Pada dasarnya, ketika menginginkan makan sesuatu padahal kita tahu yg kita makan itu mungkin kurang baik…kontrol ada pada diri kita sendiri. Mau seberapa banyak, seberapa sering.
Begitu juga dg mie instant. Saya tidak takut makan mie instant. Tapi juga bukan berarti saya tiap hari makan mie instant. Kalaupun saya makan mie instant itu karena saya mau dan tentunya diolah dengan kelengkapan gizi seperti tambahan telur (protein) dan bayam (serat). Jangan mie nya saja!
Tapi buat Anda yg masih ragu dengan keabsahan mie instant, tidak apa-apa. Sebetulnya kita bisa buat mie sendiri kok.
Saya pernah iseng-iseng buat sendiri mie instant.
Pilih mie yang organik (tersedia di supermarket ada rasa bayam, wortel, caisim).
Masak 200ml air hingga mendidih, tambahkan 1/2sdt garam, 1/4sdt gula,1/8sdt merica, 1/8sdt kecap ikan, 1/4sdt cabe bubuk (jika suka).
Masukkan 50gr mie kering.
Aduk rata hingga mie matang. Tambahkan pelengkap seperti telur, bakso, sosis, atau sayuran. Jangan lupa taburan bawang goreng.
Rasanya?
Wuih mantap!
Dan sudah pasti sehatnya ya.. π
Mau yang mana?
Terserah Anda.
Yang pasti segala sesuatu yg berlebihan itu pasti merugikan. Sesuai porsinya saja.
Happy cooking..happy eating…and doing everything happily π
Resep: Iga Bakar Pedas
Udah lamaa banget gak makan Iga Bakar. Dan tiba-tiba, beberapa hari lalu kepengen. Langsung aja niat mo bikin. Abis klo beli harganya lumayan yah..gak kenyang lagi hehe.
Resep: Iga Bakar Pedas
Bahan:
1/2 kg iga sapi
3 siung bawang putih, memarkan
3 cm jahe, memarkan
4 lembar daun salam
2 lembar daun jeruk
1 batang seledri, ikat
2 sdm garam
2 L air
1 bks santan kental instant (65ml) dicampur dg 250ml air
2 sdm margarin untuk menumis
Bumbu halus:
4 siung bawang merah
3 siung bawang putih
2 cm jahe
1/2 sdm ketumbar
3 butir kemiri
8 buah cabai merah keriting
6 buah cabai rawit merah
Bumbu tambahan:
2 sdt garam
1 sdm gula pasir
1/4 sdt bubuk kayu manis
2 sdm kecap manis
1/2 sdm kecap inggris
1/4 sdt merica bubuk
Pelengkap:
Mentimun
Tomat
Cara Membuat:
1. Didihkan air bersama bawang putih, jahe, daun salam, daun jeruk, garam dan seledri. Masukkan iga. Rebus dengan api kecil hingga empuk (kurang lebih 20 menit).
Angkat tiriskan.
2. Panaskan margarin. Tumis bumbu halus hingga harum, tuang santan. Aduk pelan hingga mendidih. Masukkan semua bumbu tambahan.
3. Masukkan iga. Aduk hingga rata. Kecilkan api, masak hingga bumbu meresap dan santan mengering.
4. Iga siap dibakar.
Hasil: 5 porsi
Catatan:
* Iga bisa dibakar di atas bara api atau di kompor biasa. Gunakan daun pisang atau kertas alumunium foil sebagai alas agar bumbu iga tidak terlalu hangus dan berjatuhan saat dibakar.
Pakai daun pisang hasilnya lebih harum.
* Jumlah cabai bisa diatur sesuai selera. Dalam resep ini, hasil pedasnya pas untuk lidah saya yang suka pedas.
Selamat mencoba π
Resep: Bola Ubi Ungu Keju
Waktu kecil, Mama saya sering membuatkan cemilan sore berupa Bola Ubi. Bentuknya bulat, teksturnya empuk, rasanya manis, dan dimakan hangat-hangat…mmhh enak banget.
Nah kebetulan, saya punya stok ubi ungu. Buat bolu sudah, direbus dan dimakan langsung juga sudah, digoreng tepung juga sudah. Mendadak ingat Bola Ubi buatan Mama.
Berhubung semangat sudah berkobar, gak pakai acara telepon Mama untuk tanya resep, langsung tancap masak. Yaa..kira-kura masih ingat lah adonannya.
BOLA UBI UNGU KEJU
Bahan:
200gr ubi ungu, kukus
50gr tepung terigu
2sdm susu bubuk
1/4sdt garam
2sdm margarin
50gr keju cheddar, potong dadu
Minyak untuk menggoreng
Cara membuat:
1. Kupas ubi ungu kukus selagi hangat, haluskan.
2. Tambahkan terigu, susu bubuk, dan garam. Aduk hingga rata.
3. Panaskan minyak dan margarin bersamaan. Ambil 1 sdm adonan ubi, pipihkan. Isi dengan keju si bagian tengah lalu bulatkan.
4. Goreng dalam minyak panas sebentar saja hingga bagian luar bola ubi berkulit cokelat. Angkat dan tiriskan.
Bola Ubi Ungu ini enak banget dimakan hangat-hangat bersama kopi atau teh manis.
Oya, untuk variasi, bisa juga dibuat dengan isian cokelat meises, atau tanpa isian sama sekali juga tetap enak koq.
Untuk ubi, semua jenis ubi bisa dipakai, ubi merah, ubi putih, atau ubi cilembu.
Selamat mencoba! π
Demo Masak Bersama Ponakan
Saya punya tiga orang keponakan dari pihak suami. Yang pertama, Nussa (laki-laki, 10th), adiknya Denisa (perempuan, 8th), dan si bungsu Denasa (laki-laki, 5th).
Tiap kali mereka main ke rumah, mereka selalu happy dengan “anak-anak” saya…mulai dari bermain dg vito, anjing kami, kasih makan ikan, atau sekedar ikut-ikut saya menyiram tanaman atau memberi pupuk. Menyenangkan sekali…
Yaah…namanya anak-anak, kadang ribut, rebutan, nggak mau ngalah, atau teriak-teriak. Pusing memang, tapi harus diakui…setiap mereka datang, rumah ini mendadak ramai. Heboh malah π
Nah beberapa waktu lalu, si cantik Denisa mendadak kepingin ikut masak tiap kali lihat saya masak. Insting perempuan kali ya.. Dan suatu saat dia minta diajarin buat cupcakes.
Oke, deal! Atur-atur waktu yang cocok dg Bundanya, akhirnya tibalah saat membuat cupcakes.
Waah…seru banget. Mereka rebutan pegang mixer, rebutan kepingin ngaduk adonan, rebutan juga kepingin nyicipin adonan hehe.
Hingga pas cupcakenya jadi, mereka mendadak gak rebutan. Hah?
Iya, karena sibuk menghias cupcakenya masing-masing.
Sengaja saya sudah siapkan fondant warna-warni jadi mereka senang banget seolah main play dough π
Dan inilah hasilnya…
Cantik ya?
Mereka kreatif banget.
Yang bunder-bunder belum jelas bentuknya punya si bungsu, Denasa. Lumayan lah untuk anak 5th punya kreasi seperti itu π
Yang di atas piring, adonan lebih yang saya cetak pakai loyang biasa.
Rasanya?
Wah jauh lebih enak daripada cupcakes yang pernah saya buat. Mungkin juga karena dibuatnya dengan happy dan seru, atau juga karena banyak tangan yang menguleni fondant hahaha.
Gak tau deh, pokoknya enak!
Trus Denisa tanya lagi, “Tante Lisa, kapan-kapan kita bikin biskuit ya?”
“Boleh..”
Tidak sabar menunggu acara memasak selanjutnya π
Fisolofi Bakaran
Minggu lalu, suamiku lagi senang-senangnya makan makanan yg dibakar. Mulai dari ikan bawal, ikan kembung, ati ayam, daging ayam, bakso, sosis, sampai gluten (daging vegetarian) semuaanyaa dibakar.
Dia sendiri lho yg menyiapkan alat bakarannya, menyalakan arangnya, sampai siap digunakan. Saya siapkan bahan, bumbu olesan dan sambal.
Dan itu kami lakukan hampir satu minggu full. Bosen? Nggak..
Seru…
Sambil bakar-bakar, kami ngobrol macam-macam. Acara makan memang jadi molor waktunya. Tapi tak masalah…kami sangat menikmati.
Ada filosofi bakaran, istilah suamiku, yg mengajarkan kami lebih sabar, tidak terburu-buru, kalau mau makan ya usaha dulu, hidup itu bersatu dg alam, dan masih banyak lagi.
Malah sekarang suami sudah punya trik khusus untuk menyalakan arang hingga jadi bara dg cepat dan tahan lama.
Silakan dicoba kalau ada waktu luang dg pasangan. Jangan lupa sayuran seperti tomat dan mentimun untuk menetralisir karbon yg tidak sengaja dimakan.
Ini salah satu menu yg sempat di foto sebelum ludes.
Aneka sate… π
Home-made Gnocchi
Gnocchi (baca: noh-ki) adalah keluarga pasta yg terbuat dari kentang. Lembut teksturnya, gurih rasanya, gak sulit koq buatnya. Resep Gnocchi: 2 buah kentang ukuran sedang 100gr terigu 30 gr keju cheddar parut 1/2 sdt garam 1 putih telur Terigu secukupnya untuk menguleni Air untuk merebus Cara membuat: 1. Kukus kentang hingga matang, haluskan. 2. Campurkan dengan putih telur, garam, keju parut, dan terigu hingga rata. 3. Buat bulatan kecil lalu tekan dengan garpu agar bermotif. Gunakan terigu agar adonan tidak lengket. 4. Rebus dalam air mendidih hingga terapung. Tiriskan. 5. Gnocchi siap dihidangkan dg saus pasta favorit seperti bolognaise atau carbonara. Gnocchi bisa disimpan di dalam freezer dan untuk menyajikannya tinggal direbus kembali hingga empuk. Kali ini, saya menyantap gnocchi dg redbeans bolognaise. Hmm… π
Kreatif dg Belimbing Wuluh
Di halaman, saya punya “warisan” dari mertua berupa sebuah pohon belimbing wuluh.Β Jujur, awalnyaΒ saya gak terlalu aware dg keberadaan buah-buah belimbing wuluh itu. Yaa paling-paling di ambil beberapa buah untuk pelengkap sayur asem atau sambal nasi uduk. Selebihnya? Biasanya dibiarkan berjatuhan..
Lama-lama agak ngenes juga melihatnya. Sayang banget yaa..
Akhirnya bermodal info sana-sini, berhasil juga mengolah belimbing wuluh yg asem ini jadi sirup yg segar dan selai yang nikmat.
Coba ya…. π
SIRUP BELIMBING WULUH
Bahan:
1 kg belimbing wuluh
1 kg gula pasir
1 liter air
Cara membuat:
1. Cuci bersih belimbing wuluh, lalu kukus selama lima menit hingga layu. Sisihkan.
2. Haluskan belimbing wuluh dg menggunakan blender.
3. Campurkan bubur belimbing wuluh dengan gula pasir. Masak di atas api sedang sambil diaduk perlahan hingga mendidih.
4. Dinginkan lalu saring. Sisihkan ampasnya. Sirup bisa langsung dimasukkan ke dalam botol dan disimpan di lemari es.
Cara penyajian: campurkan dengan air dingin/air hangat hingga manisnya sesuai selera.
Sirup ini sehat, tanpa pengawet, tanpa pemanis buatan, dan bisa bertahan di lemari es hingga 3 bulan.
SELAI BELIMBING WULUH
Selai terbuat dari ampas sirup belimbing wuluh.
Tambahkan sekitar 50 gr gula pasir, lalu masak dengan api kecil hingga gula larut dan air mengering. Dinginkan lalu simpan di wadah tertutup di lemari es.
Tambahan gula bisa disesuaikan dengan tingkat manis yang diinginkan.
Selai ini sehat dan alami, tanpa pengawet, tanpa pemanis buatan, dan cocok untuk dimakan bersama roti ataupun untuk isian nastar. Unik dan pastinya sehat.
Resep: Ikan Sarden Spesial
Ikan sarden adalah salah satu makanan kaleng favorit yang bisa jadi alternatif menu keluarga. Β Kita tahu makanan kaleng ini mengandung bahan pengawet di dalamnya. Namun, bukan berarti kita sama sekali tidak boleh mengkonsumsinya. Ada trik untuk menyulapnya menjadi makanan yang lebih sehat untuk Anda santap. Tapi tetap perhatikan frekuensinya, jangan terlalu sering ya.
IKAN SARDEN SPESIAL
Bahan:
2 kaleng kecil ikan sarden
2 siung bawang putih, cincang halus
1 buah tomat merah, belah empat
5 buah cabai rawit merah
75 gr wortel, iris halus memanjang
50 gr buncis, potong panjang
1 batang daun bawang, potong-potong
1 sdm margarin
1 Β½ sdt garam
1 sdt Β gula putih
1/8 sdt merica
2 kaleng sarden air matang untuk tambahan kuah
Cara membuat:
- Panaskan margarin, tumis bawang putih, cabai, dan daun bawang hingga harum.
- Masukkan ikan sarden beserta kuahnya. Tambahkan air. Masak hingga mendidih.
- Masukkan tomat, wortel, dan buncis.
- Beri garam, gula, dan merica. Masak kembali hingga sayuran matang. Sajikan hangat.
Catatan:
- Perhatikan tanggal kadaluarsa dan kemasan kaleng.Β Kaleng harus dalam keadaan baik, tidak penyok, tidak berkarat, atau bahkan bocor.
- Penggunaan cabai bisa dihilangkan, dikurangi atau ditambah sesuai dengan selera. Perhatikan jenis sarden yang Anda pilih, kalau jenisnya sambal balado (pedas), Anda bisa saja tidak perlu menambahkan lagi cabai ke dalamnya.
- Penambahan air selain untuk memperbanyak kuah, juga mengurangi kadar bahan pengawet (diencerkan). Memang hasilnya adalah kuah yang lebih encer, tapi ini lebih sehat. Anda bisa gunakan larutan maizena jika ingin memperoleh kuah yang lebih kental.Β Sesuaikan jumlah air untuk keperluan Anda. Semakin banyak air yang ditambahkan, perhatikan juga jumlah garam dan gula yang harus ditambahkan.
- TambahkanΒ sayuran untuk melengkapi kandungan seratnya. Anda bisa menggunakan kembang kol, brokoli, kapri, atau jamur yang dipotong-potong terlebih dahulu.
Selamat mencoba ya..
Mulailah makan makanan sehat dari sekarang π